This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Kamis, 31 Maret 2016

Supersemar


Link : http://nasional.kompas.com/read/2016/03/11/09330031/Aksi.Soeharto.Berbekal.Supersemar.dari.Bubarkan.PKI.hingga.Kontrol.Media?page=all

Aksi Soeharto Berbekal Supersemar, dari Bubarkan PKI hingga Kontrol Media

Jumat, 11 Maret 2016 | 09:33
PIET WARBUNG Mendagri Amirmachmud (kanan) dan Menteri Perindustrian Mohamad Jusuf (tengah) Rabu kemarin hadir ketika Presiden Soeharto memberikan wawancara khusus sekitar lahirnya Surat Perintah 11 Maret (Supersemar) 10 tahun yang lalu kepada Brigjen Nugroho Notosusanto, Kepala Pusat Sejarah ABRI, bertempat di jalan Haji Agus Salim 98, rumah Jendral Soeharto ketika menjabat Men/Pangad waktu itu. Kedua perwira tinggi diatas bersama Letjen Basuki Rachmat alm. pergi ke Bogor menghadap Presiden Soekarno dengan membawa pesan Jendral Soeharto, antara lain "kalau saya masih dipercaya, saya sanggup mengatasi keadaan."
JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah mendapatkan Surat Perintah 11 Maret 1966 dari Presiden Soekarno yang dibawa oleh tiga jenderal dari Istana Bogor, Menteri Panglima Angkatan Darat Letjen Soeharto langsung beraksi.
Soeharto tidak mau menunggu waktu lama untuk melakukan serangkaian "tindakan yang dianggap perlu untuk menjaga keamanan, ketenangan dan kestabilan".
Dalam buku biografi Soeharto: Jenderal Besar dari Kemusuk, terbitan Dinas Sejarah Angakatan Darat, dia menyimpulkan bahwa penyebab pokok terjadinya pergolakan nasional saat itu adalah peristiwa G30S yang didalangi oleh Partai Komunis Indonesia.
Oleh karena itu, langkah pertama yang diambil oleh Soeharto adalah membubarkan PKI dan organisasi di bawahnya pada 12 Maret 1966 dengan mengatasnamakan Presiden Soekarno.
Keputusan tersebut tertuang dalam Surat Keputusan Nomor 1/3/1966 dan diperkuat dengan Ketetapan MPRS Nomor XXV/1966.
Isi surat keputusan itu adalah membubarkan Partai Komunis Indonesia termasuk bagian-bagian organisasinya dari tingkat pusat sampai ke daerah beserta semua organisasi yang seazas, berlindung dan bernaung di bawahnya.
Kedua, Soeharto menyatakan PKI sebagai organisasi terlarang di seluruh wilayah kekuasaan negara Republik Indonesia.
Dikutip dari arsip Harian Kompas yang terbit 14 Maret 1966, Surat Keputusan tersebut dikeluarkan dengan memperhatikan hasil pemeriksaan, serta putusan Mahkamah Militer Luar Biasa terhadap tokoh-tokoh PKI yang dituduh terlibat dalam peristiwa G30S.
Keluarnya Surat Keputusan ini mendapat respon yang luar biasa. Pada 15 Maret 1966 di Lapangan Banteng Jakarta diadakan Rapat Raksasa Keselamatan dan show of force dari RPKAD.
Akan tetapi, dalam perkembangannya, Presiden Soekarno menilai apa yang dilakukan Soeharto menyalahi isi dari Supersemar.
Soekarno menghendaki pelaksanaan Supersemar hanya sebatas hal-hal teknis dan tidak melibatkan diri dalam bidang politik.
Dalam suratnya kepada Soeharto yang disampaikan melalui J Leimena tertanggal 14 Maret 1966, Soekarno memerintahkan Soeharto untuk kembali kepada pelaksanaan Surat Perintah 11 Maret 1966.
Artinya, Soeharto diminta melaksanakan secara teknis belaka, dan tidak mengambil serta melaksanakan di luar bidang teknis, apalagi bersifat politis.
Menurut peneliti sejarah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Asvi Warman Adam, Soekarno tidak pernah menyebutkan soal pembubaran PKI di dalam Supersemar.
Tindakan pembubaran PKI dianggap merupakan tafsiran Soeharto atas kalimat "melakukan hal yang dianggap perlu untuk mengamankan situasi."
"Ketika Soekarno tahu PKI dibubarkan, ia memanggil Soeharto dan marah. Ia minta surat itu untuk dicabut. Tapi Soeharto menolak," ujar Asvi ketika diwawancara Kompas.com, akhir pekan lalu (6/3/2016).
"Jadi artinya Soekarno melihat kekeliruan di situ, tapi Soeharto tetap melanjutkan yang dilakukannya," ucapnya.
Istimewa/Arsip Kompas Presiden RI ke I Soekarno dan Jenderal Soeharto
Lebih lanjut Asvi menceritakan, pasca pembubaran PKI, Soekarno sempat memerintahkan beberapa orang untuk membuat surat yang menyatakan Supersemar tidak sah. AM Hanafi, mantan Duta Besar Indonesia di Kuba, pernah diperintahkan Soekarno untuk menghubungi beberapa orang dan menyebarkan surat untuk membantah Supersemar.
Surat itu dikenal juga dengan sebutan Surat Perintah 13 Maret, untuk membatalkan Supersemar.
"Tapi Soekarno tidak bisa berbuat banyak. Dia coba menghubungi bekas Panglima AU, Suryadharma. Tapi Suryadharma mengatakan, ia tidak punya lagi saluran untuk itu. Pers juga tidak mau memberitakan," kata Asvi.

Penangkapan 15 Menteri
Dalam waktu enam hari setelah Soeharto menerima Supersemar, tidak kurang dari 11 petunjuk pelaksanaan Supersemar telah dikeluarkan.
Di antara petunjuk pelaksanaan itu terdapat Instruksi Nomor 1/3/1966 yang ditujukan kepada semua pimpinan organisasi massa dan organisasi politik untuk tidak menerima atau menampung anggota eks PKI.
Pada tanggal 15 Maret 1966, ada upaya Soeharto untuk mengeluarkan Soebandrio, salah satu menteri yang loyal kepada Soekarno dan dituding terlibat G30S, dari kabinet.
Soeharto menyampaikan kepada Soekarno bahwa situasi nasional semakin buruk akibat adanya tuntutan rakyat terhadap perubahan Kabinet Dwikora. Akhirnya, Soekarno pun setuju
Setelah itu, tindakan Soeharto yang ingin menghabisi PKI hingga ke akarnya semakin gencar. Pada tanggal 18 Maret 1966, menurut versi Asvi, Soeharto atas nama Soekarno mengeluarkan perintah penahanan sementara terhadap 15 menteri yang setia pada Soekarno.
Adapun menteri yang ditahan itu adalah Oe Cu Tat, Setiadi Reksoprodjo, Sumarjo, Soebandrio, Chairul Saleh, Soerachman, Yusuf Muda Dalam, Armunanto, Sutomo Martiprojo, Astrawinata, Mayjen TNI Achmadi, Moch Achadi, Letkol Inf Imam Syafei, J. Tumakaka,  dan Mayjen TNI Sumarno.
Sedangkan menurut versi buku biografi Soeharto, penahanan tersebut dilakukan karena ada sejumlah demonstran menuntut perombakan kabinet.
Mereka menduga ada beberapa menteri yang terindikasi terlibat peristiwa G30S dan dekat dengan PKI. Mereka juga meminta menteri-menteri tersebut ditangkap dan diserahkan ke Makostrad.
"Mereka ditahan di beberapa tempat, berpindah-pindah. Misalnya di dekat TMII. di situ dulu ada tempat penahanan. Sekarang sudah tidak ada," ujar Asvi.
Menurut cerita Asvi, Soebandrio pernah ditahan di Cimahi, tempat di mana Letkol Untung dieksekusi.
Beruntung bagi Soebandrio, dia tidak jadi dieksekusi. Sebab, ada surat dari Presiden Amerika dan Ratu Inggris, Elizabeth, yang protes kepada Soeharto karena Soebandrio pernah jadi Duta Besar Indonesia di Inggris.

Kontrol media
Rangkaian hari-hari sesudah itu, Soeharto melakukan pembubaran pasukan pengawal Presiden Tjakrabirawa. Mereka dipulangkan ke daerah masing-masing pada 20 Maret 1966.
Pemulangan itu dilakukan terhadap 4 batalyon dan satuan detasemen atau sekitar 3.000 sampai 4.000 pasukan.
"Orang-orang yang menjaga dan loyal pada Soekarno itu disingkirkan. Mereka adalah kekuatan pendukung Bung Karno. Kemudian tugasnya diserahkan pada Pomdam Jaya. Artinya ya Soeharto ingin mengurung dan mengawasi Soekarno, bukan mengamankan," tutur Asvi.
Beberapa hari kemudian, tepatnya tanggal 22 Maret 1966, Soeharto mulai melakukan kontrol terhadap pers.
Setiap pemberitaan mengenai berita politik dari RRI dan TVRI harus seizin dari dinas penerangan Angkatan Darat.
Angkatan Darat pun harus mengetahui berita apa yang akan ditulis oleh koran atau media massa lain.
Mereka punya hak untuk melarang sebuah berita diterbitkan apabila dianggap membahayakan stabilitas negara.
"Setiap berita yang ditulis oleh media massa harus sepengetahuan Angkatan Darat. Mereka harus tahu media massa menulis apa sebelum diterbitkan. Seluruh kebijakan itu dikeluarkan dalam satu paket, pada bulan Maret 1966," ucap Asvi.
Jika melihat seluruh rangkaian tindakan yang dilakukan selama bulan Maret 1966, Asvi menyimpulkan bahwa ada indikasi Soeharto melakukan 'kudeta merangkak'.
Rangkaian tindakan tersebut dilakukan secara bertahap untuk mengambil alih kekuasaan penuh dari tangan Soekarno.
Misalnya saja saat dua pengusaha, Hasjim Ning dan Dasaad, membujuk Soekarno menyerahkan kekuasaan pada Soeharto.
Upaya lain adalah demonstrasi mahasiswa menuntut Tritura yang didukung tentara, kedatangan tiga Jenderal ke Istana Bogor pada 11 Maret 1966, pembubaran PKI, hingga mengontrol pemberitaan media.
Sebuah kudeta lazimnya merupakan upaya pengambilalihan kekuasaan secara cepat dan tidak terduga. Namun di sini Soeharto melakukannya secara berangsur-angsur dan bertahap.
"Inilah paradoks kudeta yang dilancarkan Soeharto," kata Asvi.
Soeharto sendiri sudah membantah mengenai tuduhan kudeta. Dikutip dari arsip Harian Kompas, Soeharto yang saat itu menjabat presiden mengatakan bahwa Supersemar hanya digunakan untuk "membubarkan PKI dan menegakkan kembali wibawa pemerintahan.

"Saya, kata Presiden Soeharto, tidak pernah menganggap Surat Perintah 11 Maret sebagai tujuan untuk memperoleh kekuasaan mutlak. Surat Perintah 11 Maret juga bukan merupakan alat untuk mengadakan kup terselubung," demikian kutipan di Harian Kompas terbitan 11 Maret 1971.
Share:

Perbedaan Ilmu Sejarah dan Pendidikan Sejarah

Kebanyakan orang menganggap bahwa ilmu sejarah dan pendidikan sejarah adalah dua disiplin ilmu yang sama. Pada hakekatnya Pendidikan Sejarah berbeda dengan Ilmu Sejarah. Pendidikan Sejarah memiliki subyek kajian kemanusiaan manusia muda. Di sisi lain, Ilmu Sejarah menempatkan peristiwa yang pernah terjadi di masa lampau sebagai subyek kajian. Perbedaan juga dapat disimak dari aspek epistemologi masing-masing disiplin ilmu. Pendidikan Sejarah bertujuan untuk menanamkan dan mengembangkan kesadaran sejarah dalam diri generasi muda, sedang Ilmu Sejarah bertujuan untuk menyusun eksplanasi (penjelasan) tentang peristiwa sejarah yang terjadi di masa lampau. Oleh karena secara epistemologis berbeda, maka fokus aktivitasnya pun sendiri-sendiri. Pendidikan Sejarah menekankan aktivitasnya pada pembelajaran, sedang Ilmu Sejarah berfokus pada penelitian. Akhirnya hasil dari semua proses yang dilakukan oleh Pendidikan Sejarah adalah terbentuknya generasi muda yang berkesadaran sejarah, yaitu menjadikan pengalaman historis sebagai referensi dalam menyikapi kehidupan masa kini. Di sisi lain, pergumulan yang dilakukan oleh Ilmu Sejarah bermuara pada lahirnya historiografi yang memiliki kebenaran ilmiah, yaitu didukung oleh sumber yang memadai (korespondensi) dan selaras dengan kebenaran umum (koherensi). (F.R. Ankersmit, 1987,110 – 117) Meskipun berbeda secara hakiki, Pendidikan Sejarah memiliki hubungan yang erat dengan Ilmu Sejarah. Keeratan hubungan itu terutama pada tahap persiapan pembelajaran, yaitu di dalam penyusunan bahan ajar. Untuk menanamkan kesadaran sejarah, Pendidikan Sejarah membutuhkan hasil kajian Ilmu Sejarah yang berupa historiografi. Apabila dianalogikan dengan industri, historigrafi merupakan bahan baku. Untuk menjadi barang siap konsumsi, yang dalam Pendidikan Sejarah dikenal sebagai bahan ajar, bahan baku tersebut harus melalui berbagai tahap pengolahan.Dengan kata lain, historiografi yang dihasilkan oleh Ilmu Sejarah tidak layak dan pantas untuk secara langsung dijadikan bahan ajar dalam pembelajaran pada Pendidikan Sejarah. Dari sudut pandang ini, pengolahan historiografi sebagai bahan baku untuk menjadi bahan ajar menjadi salah satu kompetensi terhadap metodologi yang khas dalam Pendidikan Sejarah. 

Sumber: https://www.usd.ac.id/lembaga/lppm/f1l3/Jurnal%20Historia%20Vitae/vol24no1april2010 /HAKEKAT%20PENDIDIKAN%20SEJARAH%20h%20puwanta.pdf 

Share:

Rabu, 30 Maret 2016

Belajar Dari Konfusius



Konfusius merupakan seorang pemikir yang menghasilkan filsafat cina. Filsafatnya mementingkan moralitas pribadi dan pemerintahan, dan menjadi populer karena asasnya yang kuat pada sifat-sifat tradisional cina. Oleh para pemeluk agama Kongn Hu Cu, ia diakui sebagai nabi. Ajaran-ajaranya pun banyak yang bersifat universal, yang dapat kita gunakan dan terapkan dalam kehidupan. Berikut beberapa ajaran yang dapat kita ambil:

1. Bila melihat seorang yang bijaksana
berusahalah menyamainya dan bila melihat seorang yang tidak bijaksana periksalah dirimu sendiri.
Bila melakukan kesalahan
jangan takut untuk memperbaikinya

2. Bila kamu tahu berlakulah
sebagai orang yang tahu
bila kamu tidak tahu katakanlah bahwa kamu tidak tahu Itulah yang disebut mengetahui

3. Jika anak sebagai anak, ayah sebagai ayah
dan sang raja sebagai raja, itulah keadilan

4. Kebanggaan kita yang terbesar
adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh

5. Sebagai penguasa jika bekerja berlandaskan asas kebenaran
walaupun tanpa Perintah, rakyatpun akan melakukan secara sadar. Namun jika sebagai penguasa tidak benar, maka biarpun ada Peraturan hukum pun, rakyat tidak sudi menaatinya

6. Orang bijak tidak bimbang
orang bercinta-kasih tidak cemas dan seorang pemberani tidaklah merasa takut.
Orang bijak cenderung tidak bimbang
karena tahu menilai suatu hal dengan melakukan analisa dan perenungan.Kegunaan dari menilai adalah untuk membedakan betul-salah, asli-palsu, baik-buruk. Hasil penilaian membimbing kita pada satu tindakan: mengembangkan yang baik, menghancurkan yang tidak baik.

7. Orang baik-hati tidak cemas, karena ia memiliki cinta
orang dalam hatinya, sehingga tidak perlu takut melukai hati lain. Ia cenderung disukai orang karena kebaikan hatinya.

8.Seorang pemberani cenderung tidak takut
karena ia memiliki prinsip dalam melaksankan tindakan. Prinsip inilah yang memotori mereka untuk melakukan sesuatu yang menurutnya betul.

9.Kemenangan sejati bukanlah karena
kamu tidak pernah kalah, namun karena kamu sanggup bangkit kembali setiap kali kamu jatuh
Asalkan Tidak Berhenti, Tidak perduli berapa lama anda berjalan, asalkan anda tidak berhenti

10.Ketika kita melihat orang-orang dengan
karakter yang bertentangan dengan kita, kita seharusnya melihat dan menilai karakter diri kita sendiri.
Ketika amarah menguasai kita
cobalah pikirkan konsekuensi-konsekuensinya

11. Seorang pemimpin yang hebat, ketika dia dalam
keadaan aman, dia tidak lupa bahwa bahaya mungkin datang. Saat dia berada di puncak, dia tidak lupa bahwa kemungkinan jatuh itu selalu mengintai. Ketika segalanya terasa damai, dia tidak lupa bahwa kekacauan bisa saja terjadi. Oleh karena itu, orang tersebut tidak pernah menimbulkan bahaya, dan negara serta semua orang yang ada di sekitarnya merasa aman.

12. Hargailah diri Anda sendiri, maka orang lain
pun akan menghargai Anda

13. Keberhasilan terbesar kita bukanlah karena
tidak pernah gagal, tetapi bagaimana kita bangkit setiap kali kita mengalami kegagalan.

14. Dia yang tidak bersikap ekonomis
pada akhirnya pasti akan menderita

15. Lupakan kesalahan, tetapi jangan pernah lupakan kebaikan

16. Segala sesutu memiliki keindahannya
sendiri, tetapi tidak semua orang bisa melihat keindahannya
Orang-orang yang kuat mencari
sesuatu (potensi) di dalam dirinya sendiri. Sementara orang yang lemah mencari sesuatu (potensi) pada diri orang lain

17. Ciri orang yang beradab ialah
ia rajin dan mau belajar dari orang-orang yang kedudukan nya lebih rendah
daripadanya
Ketika telah jelas bahwa tujuan tak dapat tercapai
jangan betulkan tujuan Anda, betulkanlah langkah – langkah
tindakan Anda

18. Permata tak akan bisa diasah tanpa gesekan
begitu pula manusia, tak ada yang sempurna tanpa cobaan

19.Janganlah tercengang jika orang tidak menghargai
engkau,Hanya carilah dan perhatikanlah apa sebab – sebabnya engkau tidak di hargai.

20. Sebuah perjalanan seribu mil dimulai dengan satu langkah
Ciri orang yang beradab ialah dia sangat rajin
dan suka belajar, dia tidak malu belajar daripada orang yang berkedudukan lebih rendah darinya

21. Buat apakah seluruh kemenangan jika harus dilakukan
dengan cara menghancurkan, melukai, atau mematikan kehidupan orang lain
Hidup itu sungguh sederhana, tapi kita malah
berusaha membuatnya rumit.

22. Seorang Budiman berhati longgar dan lapang dada
seorang yang picik budi pekertinya berhati sempit dan berbelit-belit

Sumber : 
https://dionly1.wordpress.com/2012/04/26/confusius-kumpulan-kata-kata-bijak-2/
Share:
Diberdayakan oleh Blogger.

Recent Posts

Unordered List

Pages

Theme Support